2 Kisah Inspiratif tentang Big Rocks dan Tukang Kayu Tua

2 Kisah Inspiratif tentang Big Rocks dan Tukang Kayu Tua


Mari kita ambil pesan moral dari kedua kisah ini untuk menambah pengetahuan kita serta memperkuat dan mempermudah kita dalam menjalani kehidupan ini

1. Kisah Inspiratif Big Rocks

 

Kisah Inspiratif Big Rocks | Batu, Kerikil dan Pasir
Kisah Inspiratif Big Rocks

             

        Seorang Dosen berdiri di depan kelas dengan membawa sebuah toples transparan berukuran besar yang kosong.

Dia kemudian mengisi toples tersebut dengan beberapa batu seukuran kepalan tangan.

Setelah itu Dosen bertanya kepada para mahasiswanya.” Apakah Toples ini sudah penuh?”

Dan para Mahasiswa pun menjawab bahwa benar toples itu sudah penuh.

Si Dosen kemudian menambahkan kerikil kecil ke dalam toples itu sambil sesekali mengoyang-goyangkannya agar kerikil kecil tadi bisa menyebar dengan sendirinya dan mengisi celah toples yang ada.

Kemudian untuk kedua kalinya Dosen itu bertanya ”Apakah Toples ini sudah penuh?”

Para Mahasiswa menjawab sama seperti jawaban sebelumnya, bahwa benar toples itu sudah penuh.

Si Dosen lalu memasukkan pasir ke dalam toples itu untuk mengisi ruang kosong yang tersisa.

Untuk ketiga kalinya si Dosen mengajukan pertanyaan yang sama, ”Apakah Toples ini sudah penuh?”.

Para Mahasiswa menjawab bahwa saat ini toples sudah benar-benar penuh.

Si Dosen lalu menjelaskan bahwa toples itu diibaratkan dengan kehidupan seseorang. Toples dan garis batas bibir toples itu adalah kapasitas anda baik kemampuan atau waktu yang anda miliki

Dan Batu merupakan hal ataupun aktivitas terpenting yang anda lakukan dan sebagian hidup anda membutuhkannya, seperti keluarga, menjaga kesehatan, atau terus belajar hal-hal baru.

Sedangkan kerikil mewakili hal-hal penting dalam hidup, tetapi anda dapat hidup tanpanya. Kerikil tentu saja hal-hal yang memberikan arti bagi hidup anda (seperti pekerjaan, rumah, hobi , dan persahabatan). Hal-hal ini mewarnai hidup anda namun sering datang dan pergi, dan tidak permanen dan terkadang suatu hal yang sifatnya mendesak.

Terakhir, pasir mewakili apa yang kurang penting dan hanya sebagai pengisi waktu didalam hidup anda. Ini bisa berupa hal-hal kecil seperti menonton televisi , menjelajahi situs media sosial favorit, atau mengobrol. Hal-hal ini tidak berarti banyak bagi hidup anda secara keseluruhan, dan kemungkinan besar hanya dilakukan untuk mengisi waktu atau menyelesaikan tugas-tugas kecil atau aktivitas tambahan saat semua aktivitas yang lebih penting dan mendesak sesuai tujuan anda sudah terlaksana

Pesan tersimpan
dari kisah ini yang dapat kita ambil dari kisah ini bahwa kita harus memiliki prioritas dalam hidup.

Jika Anda mulai dengan memasukkan pasir ke dalam toples itu maka anda tidak akan memiliki ruang untuk batu atau kerikil. Ini berlaku untuk hal-hal yang tidak penting yang Anda biarkan masuk ke dalam hidup Anda. Jika Anda menghabiskan seluruh waktu Anda untuk hal-hal kecil dan tidak penting, maka Anda akan kehabisan ruang untuk hal-hal yang sebenarnya penting.

Untuk memiliki kehidupan yang lebih efektif dan bahagia, prioritaskan untuk memasukkan batu terlebih dahulu, karena sebagian hidup kita akan membutuhkannya dan hal-hal penting tersebut yang paling menentukan kebahagiaan kita.

Ciri-ciri orang yang mempunyai dan mengerti akan prioritas

1. Mempunyai keputusan yang baik
Orang yang mengerti prioritas akan bisa membuat keputusan yang baik. Sebuah pepatah mengatakan bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pilihan yang diambil oleh seseorang adalah sebuah prioritas dari orang itu sendiri.
Orang yang mengerti akan prioritas, setelah mengambil keputusan, dia mengetahui mana yang harus didahulukan dan mana yang akan dikerjakan nanti dan akan mengerjakannya dengan serius dan cepat.

2. Fokus pada pekerjaannya
Setelah menentukan apa yang harus didahulukan otomatis tidak ada waktu yang terbuang dalam mengerjakannya.

3. Melangkah ke depan
Orang yang mempunyai prioritas tentu akan maju terus untuk menyelesaikan setiap kegiatannya dengan baik terutama pada pekerjaan yang harus didahulukan tersebut. Daftar penyelesaian prioritas tersebut menjadi tolak ukur pencapaian menuju tujuan atau mimpi besar tersebut.
Utamakan yang utama | First Things First
Utamakan yang utama



2. Kisah Inspiratif Tukang Kayu Tua

 
kisah inspiratif tukang kayu tua, bagun dengan bijak, citra, reputasi
Kisah Inspiratif Tukang Kayu Tua


    Ada seorang tukang kayu tua yang sudah bekerja puluhan tahun di sebuah perusahaan kontraktor dan saat ini memasuki usia pensiun.

Dia pun memantapkan diri untuk bertemu dengan pemilik perusahaan untuk berbicara tentang rencana pensiun karena tubuh dan kekuatannya sudah mulai berkurang.

Mendengar rencana pensiun itu, sang pemilik perusahaan pun bersedih. Hal ini dikarenakan si tukang kayu yang hendak pensiun itu adalah salah satu tukang kayu terbaik yang dimiliki perusahaan.

Sang pemilik perusahaan akhirnya mengizinkan tukang kayu itu pensiun setelah menuntaskan satu proyek terakhir.

Beberapa hari kemudian proyek terakhir untuk si tukang kayu datang yaitu proyek membuat rumah.

Si tukang kayu ditunjuk sebagai penanggung jawab dan diberikan kewenangan untuk memilih bagaimana rumah itu dibuat, mulai dari rancangan bangunan, pemilihan bahan-bahan sampai dengan proses penyelesaian

Pemilik perusahaan berpesan bahwa proyek ini harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh sebab rumah tersebut untuk orang sangat penting, dan dia percaya si tukang kayu dapat menyelesaikannya dengan sangat baik.

Setelah tahu bahwa proyek terakhirnya adalah membuat rumah, dan melihat Sang pemilik perusahaan sama sekali tidak membahas rencananya yang akan pensiun, si tukang kayu menjadi jengkel.

Dia kecewa mengapa proyek terakhirnya adalah membuat rumah yang membutuhkan waktu lama, dan dia merasa Sang pemilik perusahaan tidak berterima kasih atas kerja keras yang dilakukannya selama ini.

Ia pun bekerja bermalas-malasan dan membuat rumah dengan asal-asalan. Pekerjaan rangka rumah dan bahan-bahan yang digunakan pun tidak diteliti kualitas nya.

Ketika rumah itu selesai, Sang pemilik perusahaan mendatangi si tukang kayu tua dan mengatakan bahwa rumah yang Bapak bangun ini adalah hadiah dari kami untuk Bapak sebagai ucapan terima kasih atas kinerja Bapak selama ini.

Mendengar ucapan itu si tukang kayu menjadi menyesal. Dia sudah berprasangka buruk bahwa pemilik perusahaan tidak memperhatikan nasibnya yang akan pensiun dan dia merasa tidak dihargai dengan kerja keras yang telah dilakukannya selama ini.

Dia juga menyesal karena kerja terakhirnya yang asal-asalan, dia harus tinggal di rumah yang dibuatnya dengan sangat buruk, selain itu citra dirinya sebagai tukang kayu yang selalu bekerja dengan sempurna menjadi tercoreng.

Dia yang seharusnya bisa menikmati rumah bagus setelah dia pensiun, malah harus menyiapkan waktu, tenaga dan uang untuk memperbaiki rumah yang telah dibangunnya dengan asal-asalan.

Pesan tersimpan dari kisah ini adalah Setiap hari kita akan dinilai berdasarkan reputasi yang kita lakukan. Sembilan kali kita punya reputasi yang baik, sekali kita punya reputasi tidak baik, runtuh semua reputasi itu dan prestasi tidak akan ada artinya lagi. Kita tidak akan tahu pekerjaan mana yang akan berdampak besar terhadap hidup kita dan mana yang tidak. Selalu bekerja dengan sungguh-sungguh dengan kerja keras dan ikhlas untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan pencapaian yang terbaik, akan membuat kita memiliki reputasi yang baik, dan menghindarkan kita dari penyesalan di masa yang akan datang.


LihatTutupKomentar